Muhammad Nur Hadi akrab dipanggil Cak nur bertanya kepada jamaah, apakah kemudian hari akan mengalami mati? Kenapa meyakini mati padahal belum merasakan mati. Hal tersebut merupakan tanda-tanda orang beriman yang diperkuat dari ayat Al Quran Surah Al-Ankabut 29 ayat 57 โKullu nafsin zaโiqatul-maut, summa ilaina turjaโunโ yang artinya Setiap yang bernyawa akan merasakan mati, kemudian hanya kepada kami kamu dikembalikan. Kemudian, tidak ada kematian dapat ditunda. Berdasarkan Surah Al-Aโraf ayat 34 โDan setiap umat mempunyai ajal batas waktu. Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. Lalu, ketika sudah datangnya ajal, apakah dimintai pertanggung jawaban selama hidup? Apakah yang dipertanggungjawabkan sholatnya saja? Korupsinya saja? Atau semuanya? Jawabannya ada didalam Al Quran surah 16 ayat 93. โDan jika Allah menghendaki niscaya Dia menjadikan kamu satu umat saja, tetapi Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi perunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Tetapi kamu pasti akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakanโ QS 16 93. Sebasar atau sekecil apapun perbuatan didunia, pasti akan di minta pertanggung jawabkan oleh Allah di Akhirat kelak. Surah Az-Zalzalah ayat 7-8. โMaka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya akan melihat balasan nyaโ. Dipertegas dalam surah Al-Anbiyaโ ayat 47 โDan kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti kami mendatangkannya pahala. Dan cukuplah kami yang membuat perhitunganโ. Jangan terlena akan hiruk pikuk dunia, karena kata Allah dalam surah Ali Imran ayat 109 mengatakan Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan. โDia Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusanโ QS Al Hajj 76. Kemudian, orang-orang beriman akan mentaati perinta Allah melalui Al Quran dan Rasul sunnahnya. โWahai prang-orang beriman! Taatilah Allah dan Rosil Muhammad dan Ulil Amri Pemegang kekuasaan diantara kamu, kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah Al Quran dan Rasul sunnahnya.โ Qs An-Nisa 59 Oleh sebab itu, sebagai umat mukmin, kita mencari keridhoan dari Allah taโallah selama di dunia. Itulah tujuan hidup kita di dunia, mencari dan mendapatkan ridho Allah. Allah berfirman dalam Alquran โAllah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan akan mendapat surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya dan mendapat tempat yang baik di surga Adn. Dan keridhaan Allah lebih besar. Iltulah kemenangan yang agung,โ Qs at Taubah 72. Maka syarat untuk mendapatkan ridha Allah yaitu beriman yakin bahwa Ridha Allah itu ada, menjalankan perintah Allah dan tidak melaksanakan larangan Allah. Serta memahami dan membaca isi Al Quran. Allah tegaskan dalan surah Al-Ankabut 29 โBacalah kita Al Quran yang telah diwahyukan kepadamu Muhammad dan laksanakanlah salat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan ketahuilah mengingat Allah salat itu lebih besar keuntungannya dari ibadah yang lain. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,โ. Oleh sebab itu, cak nur mengatakan Allah telah memerintahkan membaca yang di akhiri dengan khatam kemudian mempelajari agar memahami Al Qurโan. โAl Qurโan itu harus di baca kemudian di pelajari, dipahami dan dilaksanakan,โkatanya.*/tri jumartini
Dibacasesuai dengan kemampuan. Yang penting hati khusyuk, menep, pasrah dan ikhlas seribu persen. Karena ini doa yang netral maka boleh dibaca dimanapun anda berada. Amalan ini bermanfaat untuk MENCARI KERIDHOAN ALLAH SWT dan apa saja sesuai hajat anda.
Mencari atau mengharap atau semata-mata demi โkeridhaan Allahโ adalah ungkapan jawaban yang sering kita dengar tatkala kita menanyakan tujuan dari suatu amal yang dilakukan oleh saudara kita. Jawaban itu sejatinya mencerminkan keimanan yang benar, jika memang diyakini seperti itu, terucap seperti itu, dan terwujud dalam realita amal yang selaras dengan itu. Namun alangkah sayangnya, karena tidak sedikit orang yang kurang memahami makna pernyataan yang agung tersebut. Ia menjadi semata-mata ucapan bibir yang lahir bukan dari pemahaman dan keyakinan. Dan ia menjadi kata-kata yang tidak bermakna karena tidak menemukan korelasi dengan perilaku kehidupan keseharian. *** Baru-baru ini saya menerima e-mail. E-mail itu cukup membuat saya berpikir dan mengevaluasi kembali apa-apa yang telah saya lakukan. Apakah yang saya lakukan selama ini benar dalam rangka menggapai ridha Allah atau tidak. Saya bersyukur, karena e-mail itu mengingatkan diri saya, bahwa apa yang saya lakukan boleh jadi salah. Ini berarti suatu peluang bagi saya untuk memperbaiki kesalahan sehingga tidak terulang dikemudian hari. Seorang muslimah yang mengirim e-mail itu menulis, โSepintas saya menangkap Bapak melakukan amal seperti dzikir, bayar zakat, dan amal-amal lain, agar doa Bapak untuk mendapat keselamatan selama terbang terkabul. Apabila memang demikian sayang dong Pak!โ Tulisan dia menjadi bahan perenungan saya. Apakah jika seseorang bermohon untuk selamat dari bahaya itu salah? Saya berpikir hal itu menjadi salah manakala seseorang memohon keselamatan kepada tuhan lainโ selain Allah atau menjadi salah manakala seseorang meyakini bahwa dengan amal itu, Allah pastiโ akan menyelamatkannya. Sepanjang ia memohon keselamatan kepada Allahโ โdzat yang mampu memberi keselamatan kepada orang yang dikehendaki, bukan kepada tuhan lainโdan amal yang dilakukannya adalah sebagai ikhtiyar wasilahโ yang tidak mengurangi kekuasaan Allah untuk menyelamatkan atau mencelakakan seseorang, maka apa yang dilakukannya adalah hal yang bisa dibenarkan oleh syariat. Muslimah itu kemudian melanjutkan, โSaya pun selalu berdoa untuk banyak permohonan. Lemah rasanya menjalani hidup tanpa doa. Tetapi saya juga sedang belajar untuk tidak berhitung dengan amal-amal saya karena masih harap cemas apakah amal saya diterima atau tidak.โ Saya pun kembali berenung, apakah dengan mengikhlaskan tujuan karena Allah kita tidak boleh memiliki tujuan lain? Saya berpandangan tujuan-tujuan lain diperbolehkan sepanjang dalam rangka menenuhi tujuan karena Allah, bukan tujuan utama yang paling dominan. Sama halnya dengan pernyataan bahwa keimanan yang benar adalah menjadikan Allah sebagai dzat yang satu-satunya dicintai, namun keimanan itu tidak menafikan adanya cinta kepada isteri, anak, atau harta benda. Keimanan yang benar menempatkan cinta kepada semua itu dalam rangka mencintai Allah dan cinta kepada semua itu tidak lebih dominan dibanding cintanya kepada Allah. Apakah dengan amal-amal itu saya berhitung dengan Allah? Berhitung-hitung biasanya dilakukan oleh anak kecil. Saya kerapkali menghadapi anak saya โyang karena sifat kekanakannyaโmasih berhitung dalam hal ketaatan kepada saya selaku orang tua. Ia mau mengerjakan apa yang saya perintahkan โentah berbentuk permintaan tolong atau laranganโjika saya mau memberikan sejumlah uang tertentu. Jika saya tidak mau memberikan sejumlah uang itu, ia pasti tidak akan melaksanakan apa yang saya perintahkan itu. Apakah maksud e-mail itu jika berdoa ya berdoa saja, tidak perlu beramal ini itu dengan tujuan ini itu? Atau jika dianalogikan ke anak kecil, minta ya minta saja, tidak usah merayu-rayu dan mengambil simpati? Misal dengan menjadi lebih penurut dan lebih sopan? Waallahu aโlam. Keselamatan adalah hal yang ghaib, berada dalam genggaman kekuasaan Allah. Apakah pada akhirnya seseorang selamat atau tidak, semua itu menjadi rahasia Allah. Jika seseorang melakukan ketaatan demi memperoleh sesuatu yang masih menjadi rahasia Allah, di mana Allah berkuasa memberikan hal itu, tentu fenomena yang demikian bukanlah fenomena berhitung dengan Allah. Rasanya fenomena yang mendekati berhitung dengan Allah adalah bernadzar, artinya berjanji akan melakukan suatu bentuk ketaatan manakala keinginannya dikabulkan oleh Allah. Itu pun termasuk hal yang saya ketahui diperbolehkan oleh syariat. Karena muaranya adalah mendorong orang kepada kebaikan. Sebaliknya syariat melarang nadzar yang mengarah kepada keburukan. Jika seseorang bernadzar seperti itu maka nadzar itu menjadi batal untuk diwujudkan alias batal demi hukum. *** Ridha terhadap Allah berarti menerima semua ketentuan Allah terhadap manusia dan tuntutan Allah terhadap manusia. Ketentuan Allah terhadap manusia merupakan qadha dan qadar yang sudah tertulis dalam kitab Lauh Al-Mahfudz. Apa yang telahโ berlaku atas manusia disebut takdir, yang mana kita diperintahkan untuk mengambil hikmahnya agar kita lebih taat kepada Allah. Dan tuntutan Allah terhadap manusia merupakan takdir syarโi ketentuan syariat berupa wahyu Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Saw untuk dipelajari, diamalkan, dan untuk ditaati. Mencari ridha Allah bisa diartikan menerima ketentuan Allah atas diri kita. Dalam konteks terbang, berarti siap untuk selamat ataupun tidak selamat, karena semua itu adalah rahasia Allah diluar jangkauan kita. Mencari ridha Allah juga berarti menerima tuntutan Allah terhadap diri kita. Dalam konteks terbang, jika kita menghendaki keselamatan maka kita pun hendaknya banyak mendekatkan diri kepada-Nya dengan melakukan banyak amal ketaatan. Itulah upaya maksimal yang bisa dilakukan. Bagi mereka yang memiliki kontrol terhadap hal-hal teknis penerbangan, maka kendala-kendala teknis itu harus dihilangkan. Saya menyimpulkan mencari ridha Allah berarti berupaya semaksimal mungkin menjalankan ketaatan kepada Allah dan menyerahkan hasil akhir ketaatan itu kepada-Nya. Tentu kita tidak bisa dengan pasti mengklaim atau menilai seseorang itu telah menempuh jalan dalam keridhaan-Nya atau tidak. Tetapi setidaknya kita bisa bertanya kepada diri sendiri apakah kita telah beramal semata-mata mencari ridha Allah atau tidak. Waallahuaโlam bishshawaab [email protected]. SMS 0817-99-OIMAN
Mencariridha Allah bisa diartikan menerima ketentuan Allah atas diri kita. Dalam konteks terbang, berarti siap untuk selamat ataupun tidak selamat, karena semua itu adalah rahasia Allah diluar jangkauan kita. Mencari ridha Allah juga berarti menerima tuntutan Allah terhadap diri kita. Dalam konteks terbang, jika kita menghendaki keselamatan maka kita pun hendaknya banyak mendekatkan diri kepada-Nya dengan melakukan banyak amal ketaatan. Itulah upaya maksimal yang bisa dilakukan.
Jakarta, NU OnlineRidha artinya rela, mencari Ridha Allah artinya mencari apa yang membuat Allah rela pada diri manusia. Maka seseorang yang memiliki prinsip hidup mencari ridho Allah adalah mereka yang benar-benar menuhankan Allah sekaligus memiliki prinsip orang kerap bertanya bahwa apa yang dilakukannya mendatangkan ridha Allah atau tidak. Terkait hal ini, Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor KH M. Luqman menjelaskan tiga hal yang bisa dilihat apakah Allah ridha atau Luqman menerangkan, ridho Allah diketahui lewat, pertama, hal-hal yang diridhai oleh Allah, baik ucapan maupun perbuatan. โLahir maupun batin,โ ucapnya dikutip NU Online, Jumat 12/10 lewat menurut Direktur Sufi Center Jakarta ini, hati kecil manusia yang paling dalam akan bicara bahwa hal itu dirihai atau tidak.โKetiga, tumbuhnya rasa yakin yang menghapus kegalauan, keraguan, dan ketakutan,โ jelas Kiai Luqman. Fathoni
Sebab perotlongan hanya Allah yang menentukan segala hal dalam hidup. Orang-orang yang sibuk menggapai Ridho Allah semata dalam hidupnya sangat meyakini bahwa hanya Allah sajalah yang patut di jadikan prioritas utama kecintaan, kepatuhan dan rasa takut. Mereka berusaha untuk selalu mendahulukan Allah dalam setiap gerak-gerik hidupnya.
๏ปฟManusia diciptakan oleh Allah dalam wujud sebaik-baik bentuk. Manusia mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda sehingga menimbulkan perilaku yang berbeda-beda pula. Dari perilaku tersebut ada segolongan orang yang tekun dalam melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Ada yang sebaliknya perintah Allah ditinggalkan larangan Allah dilaksanakan. Dan ada lagi yang tidak membedakan anatara perintah dan larangan, asalkan diri dan kelompoknya merasa diuntungkan tetap dilaksanakan. Karena itu untuk meluruskan tentang hakekat diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Untuk lebih jelasnya secara garis besar kami tulis dalam khutbah Jum'at ุฃููุญูู
ูุฏููููููฐูู ุงูููุฐูู ุฃูููููู ุจูุงููุงูุณูููุงู
ู ุจููููู ููููููุจู ุงููู
ูุคูู
ููููููู, ููุงูููุฐูู ุงูููุฌูุจู ุจูุงููุงูุชููุญูุงุฏู ููุญูุฑููู
ู ุงูุชููููุฑูููู ููู ููุชูุงุจููู ุงููู
ูุจููููู. ุฃูุดูููุฏู ุฃููู ููุง ุงูููฐูู ุงููููุง ุงูููู ููุฏูฐู ู
ููู ุดูุขุกู ุงูููู ุงูุตููุฑูุงุทู ุงููู
ูุณูุชูููููู
ู. ููุฃูุดูููุฏู ุฃูููู ุณููููุฏููุงู ู
ูุญูู
ููุฏูุง ุฑูุณููููู ุงูููู ุฎูููุฑูุฏูุงุนู ุงูููู ุงูุทููุฑููููู ุงููููููููู
ู. ุฃูููููฐููู
ูู ุตูููู ููุณูููู
ู ููุจูุงุฑููู ุนูููู ุณููููุฏูููุง ู
ูุญูู
ููุฏู ููุนูููู ุงูฐูููู ููุฃูุตูุญูุงุจููู ููุณููููู
ู ุชูุณูููููู
ูุง ููุซูููุฑูุง ุฃูู
ููุงุจูุนูุฏู ููููุง ุนูุจูุงุฏู ุงูููู ุฃูููุตูููููู
ู ููููููุณูู ุจูุชูููููู ุงูููู ููููุฏู ููุงุฒู ุงููู
ูุชูููููููู Kaum muslimin jemaโah Jumโah Rahimakumullah Marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, yaitu dengan berupaya untuk menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Karena dengan ketaatan inilah, kita akan dikelompokkan dalam golongan orang-orang yang akan mendapat syafaโat dari Allah SWT. Bila kita mengikuti sejarah perjuangan hidup manusia, para ilmuan menganalisis tentang hakekat dan tujuan hidup manusia, ada faham yang berpendapat bahwa hidup ini hanya didunia saja, tidak ada kehidupan akherat dengan demikian maka tujuan hidup manusia hanya bersifat keduniawian, seperti faham materialisme, sosialisme, hedonisme. Dan kehidupan dunia hanya untuk mendapatkan kesenangan didunia saja. Namun bagi orang yang beragama berkeyakinan, bahwa setelah kehidupan dunia akan ada kehidupan lagi, yaitu alam barzah dan alam akhirat yang merupakan hakekat kehidupan dunia. Dengan demikian Islam sebagai agama samawi menegaskan bahwa kehidupan manusia adalah untuk beribadah untuk mendapatkan ridha Allah. Allah SWT memberikan petunjuk bahwa kehidupan manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya โDan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Kuโ. QS. Adz-Dzariyat 56 Dalam ayat tersebut Allah menegaskan bahwa penciptaan menusia mempunyai tujuan agar manusia menyembah kepada-Nya. Beribadah kepada Allah bukan berarti meninggalkan kehidupan duniawi, tetapi yang hendaknya diperhatikan bahwa kehidupan duniawi bukanlah menjadi tujuan hakiki kehidupan manusia. Karena tujuan hakikinya adalah untuk mencapai keridhaan Allah. Jadi segala bentuk amal perbuatan manusia yang didasarkan pada Alquran dan hadits nabi Muhammad SAW adalah merupakan ibadah. Allah memerintahkan untuk menyembah kepadan-Nya, sekalipun Allah memerintahkan untuk menyembah kapada-Nya. Akan tetapi hubungan antara hamba dengan khaliq bukanlah seperti hubungan antara majikan dengan para buruhnya. Dimana majikan yang menggaji para buruhnya dan majikan membutuhkan bantuannya. Dengan kata lain antara majikan dan buruh terjadi hubungan saling memberi dan menerima. Majikan memberikan gaji dan karyawan memberikan jasa. Majikan menerima hasil, karyawan menerima gaji dan seterusnya. Tetepi Allah memberi tidak akan meminta bantuan mereka untuk suatu kemanfaatan atau kemudharatan dan tidak pula menghendaki rizki. Dalam ayat selanjutnya Allah SWT menerangkan โAku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokohโ. QS. Azd-Dzariyat 57-58 Bahkan dalam hadits disebutkan sakalipun seluruh alam menyembah dan memuji keagungan Allah, niscaya tidak akan menambah keagungan Allah, sebaliknya seluruh alam berpaling dari Allah tidak akan mengurangi kekuasaan dan keagungan Allah. Allah memberikan peringatan bahwa tujuan Allah menciptakan adalah agar manusia beribadah dan menyembah kepadanya. Dan dalam kehidupan dunia manusia diberikan pilihan untuk taat terhadap perintah Allah atau ingkar terhadap perintah Allah. Segala amal baik akan menerima balasan kebaikan di dunia dan di akhirat, sebaliknya amal buruk akan menerima siksa baik di dunia maupun diakhirat. Kaum muslimin jemaโah Jumโah Rahimakumullah Berkaitan dengan amal perbuatan manusia Allah berfirman yang disebutkan dalam hadits Qutsi ููุงูู ุฑูุณููููู ุงูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ููุงูู ุงูููู ุชูุนูุงููู ููุง ุงุจููู ุขุฏูู
ู ุชูููุฑููุบู ููุนูุจูุงุฏูุชููู ุฃูู
ูููุฃู ุตูุฏูุฑููู ุบูููู ููุฃูุณูุฏูู ููููุฑููู ููุฅููููุง ุชูููุนููู ู
ูููุฃูุชู ุตูุฏูุฑููู ุดูุบูููุง ููููู
ู ุฃูุณูุฏูู ููููุฑููู ุฑูุงู ุฃุญู
ุฏ Artinya Rasulullah bersabda "Allah SWT berfirman "Wahai anak Adam, luangkanlah waktu untuk beribadah kepada-Ku niscaya Ku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Ku tutupi kefakiran, dan jika engkau tidak berbuat menyediakan waktu untuk beribadat kepada Ku niscaya akan Ku penuhi dadamu dengan kesibukan keruwetan dan tak akan Ku tutupi kebutuhanmu kefakiran". HR. Ahmad Rasa ketergantungan setiap makhluk akan menentukan jalan hidupnya, tentu saja ketergantungan yang diikuti dengan sikap ketundukan, kepatuhan, berserah diri kepada Allah. Tunduk terhadap perintah Allah diikuti dengan amal shalih. Karena itu sikap khusuโ, tawadhuโ. qonaโah, ridha dan ikhlas dalam menjalan perintah Allah akan meningkatkan kesadaran beragama yang diawali dengan pengalaman beragama. Karena itu mengapa dengan menjalankan ketaatan kepada Allah ada sebagian orang yang merasakan diberikan kelapangan dalam meraih kebahagiaan hidup, rizkinya banyak, anak-anaknya shalih dan shalihah, dapat membina keluarga sakinah. Namun ada juga yang merasa biasa-biasa saja, nyaris tidak ada bedanya antara melaksanakan ketaatn dengan tidak. Hal ini tentulah perlu dievaluasi, karena pengamalan agama hendaknya secara kaffah, bukan setengah-setengah, sebagian kecil saja. Karena itu untuk meraih kebahagian hidup tiada pilihan lain kecuali kita selalu berupaya untuk menyempurnakan tata cara melaksanakan ibadah, jauhkan sifat riyaโ, ujub, kibir dalam menjalankan ibadah. Karena sifat-sfat ini menjadi virus yang akan menggerogoti amal shalih kita. ุจูุงุฑููู ุงูููู ูููู ููููููู
ู ููู ุงููููุฑูุขูู ุงููุนูุธูููู
ู ููููููุนูููู ููุงููููุง ููู
ู ุจูู
ูุง ูููููู ู
ููู ุงููุงูฐููุงุชู ููุงูุฐููููุฑูุงููุญูููููู
ู. ุฃููููููู ููููููู ููฐุฐูุง ููุงุณูุชูุบูููุฑููููู ุฅูููููู ูููู ุงููุบูููููุฑู ุงูุฑููุญูููู
ู, ูููููู ุฑููุจูู ุงุบูููุฑู ููุงุฑูุญูู
ู ููุฃูููุชู ุฎูููุฑู ุงูุฑููุงุญูู
ููููู.
Makaseorang yang memiliki prinsip hidup mencari ridho Allah adalah mereka yang menuhankan Allah sekaligus memiliki prinsip Lailahaillallah. Dan siapa yang memiliki filosofi Lailahaillallah dan mengucapkan dengan ikhlas ( mengerti dari dalam hati ) Maka pasti ia akan masuk Syurga dan siapa diakhir kalamnya mengucapkan kalimat Lailahaillallah
Assalamuโalaikum warahamtullahi wabarakatuh... Sahabatku Shariapreneur. Kami sapa para pengusaha yang membaca buku ini dengan sebutan shariapreneur atau para pengusaha syariah, yaitu mereka yang selalu kami doโakan untuk menjalankan bisnisnya sesuai syariah Allah dan juga menjadi daโi pengusaha yang menyampaikan kepada pengusaha lainnya untuk berbisnis sesuai syariah Allah. Sahabatku, buku hanya bisa menganjurkan hal-hal yang hebat, namun ia tidak pernah bisa melahirkan orang-orang hebat. Orang-orang yang teristimewa dalam ilmu dan amal, termasuk dalam bisnis tidak dilahirkan oleh bertumpuk-tumpuk buku hebat tentang bisnis yang ia baca. Mereka dilahirkan oleh kehidupan. Mereka belajar dan berkembang dari sekolah yang sebenarnya, yaitu sekolah pengalaman hidup terbaik. Baik berupa pengalaman diri pribadinya sendiri maupun pengalaman orang lain. Buku tentang cara berenang memang menguraikan cara dan teknik berenang yang baik dan benar, namun ia tidak dapat menjadikan orang yang tidak bisa berenang selamat dari tenggelam. Jika seseorang ingin bisa berenang, maka ia harus terjun ke air dan belajarlah berenang di dalamnya. Demikian pula mereka yang memiliki cita-cita menjadi seorang pengusaha sukses, ia tidak akan pernah menjadi hebat hanya karena ia membaca berjilid-jilid buku kewirausahaan entrepreneurship atau teknik pengelolaan bisnis yang sukses. Ia akan menjadi seorang wirausahawan yang dahsyat jika ia sudah terjun menjalankan usaha dan merasakan salah dan benar, gagal dan sukses, mencoba dan terus berusaha, belajar dan berlatih hingga ia mencapai kemampuan berbisnis terbaiknya. Namun demikian, sebuah buku tentang bisnis tetap dibutuhkan untuk belajar memahami berbagai hal terkait dengan bisnis sebelum benar-benar terjun ke dalamnya. Karena melalui buku yang benar seseorang dapat memahami konsep bisnis yang benar untuk ia terapkan dalam proses operasional usahanya. Shariapreneur Guiding Book ini disusun di saat begitu terbatasnya buku yang memberikan wawasan dan petunjuk panduan tentang bisnis yang diridhai Allah SWT. Dan juga disekeliling kita terus diliputi oleh bisnis-bisnis yang tidak peduli dengan halal ataupun haram. Saat inilah mungkin zaman yang digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya โSungguh akan datang kepada manusia masa dimana seseorang tidak lagi peduli dengan cara apa ia mengambil harta, apakah cara itu halal ataukah haramโ. HR. Bukhari Maka, kehadiran Shariapreneur Guiding Book ini menjadi sangat penting khususnya dalam membentuk karakter dan tsaqofah para pebisnis syariโah shariapreneur agar dapat dengan benar menjalankan bisnisnya di atas jalan yang diridhoi Allah SWT. Shariapreneur Guiding Book ini disusun oleh penulis melalui proses pemahaman yang panjang dan praktek konsultasi bisnis syariโah yang telah penyusun jalani selama lebih dari 10 tahun. Shariapreneur Guiding Book ini tidak diklaim sebagai kumpulan panduan terbaik, namun diharapkan menjadi sumbangsih berharga dalam membangun karakter dan tsaqofah para pebisnis syariโah. Menunjukkan hukum-hukum syariโah dalam menjalankan bisnis. Buku ini kami bagi ke dalam 8 buku. Masing-masing buku dapat berdiri sendiri untuk memecahkan persoalan syariโah pada aspek bisnisnya masing-masing. Buku ini Ditulis Oleh Fauxan Al-Banjari dan Diterbitkan secara terbatas oleh KLINIK BISNIS SYARIAH - Banjarmasin - Kalimantan Selatan - Indonesia Selamat menyelami isi buku ini.
Agarpernikahan bersemi dengan indah, maka dalam memilih jodoh hendaknya kita sangat mengutamakan ajaran Islam, seperti yang dipesankan Rasulullah SAW. "lihatlah agamanya maka kalian akan mendapatkan semuanya". Dengan memiliki pasangan yang agamanya baik dan benar, maka rumah tangga kita akan menjadi sakinah, mawaddah dan warahmah.
yGjWp. 409 315 19 223 69 430 143 122 135
mencari ridho allah dalam hidup