Perdagangan Kerajaan Sriwijaya mengendalikan dua jalur utama antara India dan Cina: Selat Sunda dari kota Palembang dan Selat Malaka - Selat Sunda, di selatan, dan Selat Malaka, di utara, pada peta di atas. Kontrol ini memperkuat rute perdagangan ke Cina, India, dan bahkan Arab. Beberapa barang yang diperdagangkan oleh orang-orang di
Kerajaan Sriwijaya - Srivijaya atau sering disebut Kerajaan Sriwijaya adalah satu dari kerajaan maritim di Pulau Sumatera. Karena merupakan kerajaan maritim, sebagian besar rakyat Kerajaan Sriwijaya hidup dari perdagangan dan pelayaran. Kerajaan Sriwijaya pernah menguasai perairan barat Nusantara terutama Selat Malaka. Kerajaan Sriwijaya memiliki hubungan perdagangan dengan Tiongkok, India, Persia, dan Arab. Oleh karena itu, banyak catatan sejarah yang membahas Kerajaan Sriwijaya berasal dari bangsa atau negara tersebut. Dalam Bahasa Sansekerta, sri berarti bercahaya atau gemilang, sedangkan wijaya memiliki arti kemenangan atau kejayaan. Sehingga secara etimologi, Sriwijaya berarti kemenangan yang gemilang. Kerajaan Sriwijaya memiliki peradaban dan wilayah kekuasaan yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara, India, Thailand dan Malaysia. 1 Kerajaan Sriwijaya menjadi ikon kebesaran Sumatera dan kerajaan besar Nusantara di Jawa Timur selain Majapahit. Pada abad ke-20, kedua kerajaan tersebut menjadi rujukan kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelum kolonialisme Belanda.2 Baca Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif, Budayawan Betawi Ridwan Saidi Terancam Dipolisikan Baca Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya Infografis atau peta jangakauan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-8 Masehi. Panah merah menunjukkan rangkaian ekspedisi dan penaklukan Kerajaan Sriwijaya melalui diplomasi dan pertempuran militer. Kartapranata Lokasi Arkeolog dan sejarawan asal Perancis, George Coedes menemukan berbagai nama Kerajaan Sriwijaya dalam beberapa catatan perjalanan pedagang Tiongkok. Misalnya Sribhoja, San Fo Qi, Javadeh atau Yavadesh, Zabaj, bahkan Bangsa Khmer menyebut Kerajaan Sriwijaya sebagai Malayu. Kerajaan Sriwijaya memiliki daerah kekuasaan membentang dari Nusantara seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, hingga Thailand, Kamboja, dan Semenanjung Malaya. Lokasi Kerajaan Sriwijayai hampir sebagian besar dihubungkan dengan Palembang, Sumatra Selatan. Berdasarkan prasasti maupun sisa permukiman dari Kota Kapur, Talang Tuo, Karang Berahi, Telagabatu, Kedukan Bukit, Boom Baru, Bungkuk, Kambang Purun, mengungkap lokasi Kerajaan Sriwijaya berada di wilayah Palembang termasuk Palas Pasemah di daerah Lampung. Sedangkan menurut Kitab Sejarah Dinasti Song buku 489 960- 1279 Masehi menyebutkan “Raja San-bo-tsai San Fo Qi atau Kerajaan Sriwijaya bertempat tinggal di Chan-pi Jambi, dan di negeri ini banyak nama orang yang dimulai dengan sebutan Pu’.” Pemindahan lokasi Kerajaan Sriwijaya ke Jambi diperkirakan disebabkan oleh serangan Kerajaan Cholamandala, yang dikisahkan pada Prasasti Tanjore 1031. Prasasti tersebut menuliskan tentang Kerajaan Sriwijaya diserang di mana Palembang dihancurkan dan para raja di tangkap serta seluruh sumber kemakmuran dicuri. Meskipun raja bertempat tinggal di Jambi, daerah Palembang masih berada di bawah pengawasan Kerajaan Sriwijaya. Sebuah berita Tionghoa Yingyai Shenglan dari 1416 M menyebutkan, Chiu-kang nama kuno Kerajaan Sriwijaya berada di bawah kekuasaan Chao-wa Jawa. Pada masa tersebut, Kerajaan Sriwijaya melemah dan daerah Palembang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Meskipun lemah, Kerajaan Sriwijaya tetap memiliki hubungan kerjasama dengan kerajaan-kerajaan di Tiongkok. Oleh karena itu, Kerajaan Majapahit marah dan pada 1377 Kerajaan Sriwijaya dihancurkan tanpa sisa. 1 Raja Berikut para raja terkenal dan membuat Kerajaan Sriwijaya mencapai masa kejayaan Raja Daputra Hyang atau Sri Jayanasa 671 Raja Daputra Hyang membuat Kerajaan Sriwijaya melebarkan kekuasaan hingga daerah Jambi. Kisah mengenai Raja Daputra Hyang ditemukan pada Prasasti Kedukan Bukit. Raja Dharmasetu Pada masa kekuasaan Raja Dharmasetu, Kerajaan Sriwijaya telah meluas hingga Semenanjung Malaya. Hal tersebut membuat Kerajaan Sriwijaya membangun pangkalan di wilayah Ligor. Selain itu, Raja Dharmasetu juga membuat Kerajaan Sriwijaya berhasil menjalin hubungan kerjasama dengan Tiongkok dan India. Raja Balaputra Dewa 860 Raja Balaputra Dewa adalah raja yang menjabat pada abad ke-9 dan mampu membuat Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan terbesar di Nusantara. Kisah dari Raja Balaputra Dewa berasal dari Prasasti Nalanda. Pada masa pemerintahan Raja Balaputra Dewa, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha terbesar di Asia Tenggara. Berkat Raja Balaputra Dewa, Kerajaan Sriwijaya mampu bekerjasama dengan beberapa kerajaan India seperti Kerajaan Cola dan Nalanda. Balaputra Dewa merupakan putra dari Raja Samaratungga dan Dewi Tara dari Dinasti Syailendra, Kerajaan Sriwijaya. Raja Sri Sudamaniwarmadewa 1044 Pada masa pemerintahan Raja Sri Sudamaniwarmadewa, Kerajaan Sriwijaya mendapatkan serangan dari Raja Darmawangsa dari Jawa Timur. Raja Sanggrama Wijayattunggawarman Pada masa kekuasaan Raja Sanggrama Wijayattunggawarman, ternyata Kerajaan Sriwijaya mendapat serangan dari Kerajaan Cholamandala yang dipimpin oleh Raja Rajendra Chola. Tidak seperti serangan yang terjadi pada masa Raja Sri Sudamaniwarmadewa, Kerajaan Sriwijaya tidak mampu mengalahkan serangan dari Kerajaan Cholamandala. 3 Sosial Budaya Agama Buddha berkembang di Kerajaan Sriwijaya misalnya terdapat ajaran Buddha Hinayana dan Buddha Mahayana. Oleh karena itu, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pengajaran agama Buddha dan menarik peziarah maupun cendekiawan dari negara-negara di Asia. Cendekiawan tersebut misalnya pendeta Tiongkok, I Tsing, dan cendekiawan asal Benggala benama Atisha. Kerajaan Sriwijaya telah menggunkan koin emas dan perak sebagai alat tukar. Karena menguasai Kepulauan Melayu pada abad 7-9 M, rakyat Kerajaan Sriwijaya juga telah menggunakan bahasa dan kebudayaan Melayu. Sebagai pusat perdagangan Asia Tenggara, Kerajaan Sriwijaya juga bekerja sama dengan para pedagang Timur Tengah. Bahkan Raja Sri Indrawarman memeluk agama Islam pada tahun 718 karena banyak bangsa Arab yang datang ke Kerajaan Sriwijaya. Hal tersebut menjadi cikal bakal berdirinya beberapa Kerajaan Islam di wilayah Sumatera setelah runtuhnya Kerajaan Sriwijaya. Perkembangan agama Islam di Kerajaan Sriwijaya tercatat dalam surat yang dikirimkan para raja ke khalifah Islam di Suriah, Umar bin Abdul Aziz pada 717- 720 M. 3 Harta karun Kerajaan Sriwijaya berupa cincin emas bermotif bunga ditemukan warga di Situs Talang Petai Simpang Tiga, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan Humas OKI Perdagangan Kerajaan Sriwijaya menguasai dan mengendalikan jalur perdagangan antara India dan Tiongkok dengan menguasai Selat Sunda dan Selat Malaka. Bangsa Arab mencatat bahwa Kerajaan Sriwijaya memiliki berbagai macam komoditi seperti emas, timah, gading, pala, cengkeh, kapulaga, kapur barus, dan kayu gaharu. Kekayaan yang dimiliki tersebut membuat Kerajaan Sriwijaya mendapatkan pengikut setia di wilayah Asia Tenggara.3 Politik Kerajaan Sriwijaya memperkuat kekuasaan wilayah di Asia Tenggara dengan melakukan hubungan diplomasi dengan kekaisaran Tiongkok. Bahkan Kerajaan Sriwijaya dapat menguasai Kerajaan Khmer sejak pertama kali kerajaan tersebut berdiri. Sehingga tidak mengherankan jika bentuk Pagoda Borom terpengaruh dengan gaya arsitektur Kerajaan Sriwijaya. Phra Borom atau Pagoda Borom di Thailand yang memiliki gaya arsitektur yang mirip dengan Kerajaan Sriwijaya Selain itu, Kerajaan Sriwijaya juga memiliki hubungan baik dengan Dinasti Cholamandala di Selat India. Hubungan antara Kerajaan Sriwijaya dengan dinasti tersebut tercatat dalam sebuah prasasti Leiden di mana telah didirikan Vihara Culamanivarmma. Namun, ketika Rajendra Chola I naik tahta, hubungan antara Cholamandala dengan Kerajaan Sriwijaya menjadi buruk pada masa pemerintahan Balaputra Dewa. Hubungan tersebut membaik pada masa pemerintahan Kulothunga Chola I, namun pada masa tersebut Kerajaan Sriwijaya dianggap sebagai bagian dari Dinasti Chola. 3TRIBUNNEWSWIKI/MagiKutai seperti juga Kerajaan Tarumanegara, menurut Parakitri Simbolon dalam Menjadi Indonesia (2006: 8), berada di daerah yang rakyatnya beraneka ragam dan "tentu tidaklah mudah dihimpun di bawah satu bentangan sayap kekuasaan.". Sesungguhnya batas-batas wilayah Kutai yang dipimpin Mulawarman dan keluarganya tidak pernah jelas.
- Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan maritim yang kuat dan banyak memberi pengaruh di nusantara. Kerajaan yang berkembang antara abad ke-7 hingga ke-13 ini terletak di tepian Sungai Musi, di daerah Palembang, Sumatera Selatan. Pada masa kejayaannya, daerah kekuasaannya membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Sriwijaya disebut sebagai negara nasional pertama di nusantara sebab wilayahnya begitu luas, hingga meliputi hampir seluruh Indonesia. Selain itu, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha Mahayana di Asia Tenggara. Raja Sriwijaya yang pertama adalah Dapunta Hyang, atau dikenal dengan nama Sri Jayanasa, yang memerintah dari tahun 671-728 Raja Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya hanya menyisakan beberapa peninggalan dan silsilah raja yang berkuasa pun banyak terputus. Berikut ini daftar raja-raja yang diduga kuat pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya. Dapunta Hyang Sri Jayanasa 683 M Indrawarman 702 M Rudra Wikrama 728-742 M Sangramadhananjaya 775 M Dharanindra/Rakai Panangkaran 778 M Samaragrawira/Rakai Warak 782 M Dharmasetu 790 M Samaratungga/Rakai Garung 792 M Balaputradewa 856 M Sri Udayadityawarman 960 M Sri Wuja atau Sri Udayadityan 961 M Hsiae-she 980 M Sri Cudamaniwarmadewa 988 M Malayagiri/Suwarnadwipa 990 M Sri Marawijayottunggawarman 1008 M Sumatrabhumi 1017 M Sri Sanggrama Wijayatunggawarman 1025 M Sri Dewa 1028 M Dharmawira 1064 M Sri Maharaja 1156 M Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa 1178 M Baca juga Prasasti Kedukan Bukit Sejarah, Isi, dan Artinya Raja Kerajaan Sriwijaya yang terkenal Dapunta Hyang Srijayanasa Dalam prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuo, banyak disebutkan tentang Dapunta Hyang. Pada abad ke-7, Dapunta Hyang melakukan berbagai usaha perluasan daerah.
gambarpeta pengaruh kekuasaan kerajaan sriwijaya › gambar peta wilayah kekuasaan kerajaan sriwijaya › gambar peta wilayah kerajaan sriwijaya › Peta. Gambar Peta Kerajaan Sriwijaya Jumat, 18 Oktober 2019 Tambah Komentar Edit. Gambar Peta Kerajaan Sriwijaya - Pengunjung Setia Doylc Asia, semoga anda selalu sehat dan banyak rezeki, Pada JawabanKerajaan Sriwijaya berpengaruh di seluruh Pulau Sumatra, Semenanjung Melayu hingga ke bagian barat dan tengah Pulau Sriwijaya berpengaruh di seluruh Pulau Sumatra, Semenanjung Melayu hingga ke bagian barat dan tengah Pulau - daerah yang berhasil dikuasai antara lain sebagai berikut. Tulang-Bawang saat ini daerah Lampung. Daerah Kedah, terletak di pantai barat Semenanjung Melayu. Pulau Bangka. Daerah Jambi, tepatnya tepi Sungai Batanghari. Tanah Genting Kra, bagian utara Semenanjung Melayu. Pulau Jawa bagian barat. Dengan demikian, Kerajaan Sriwijaya berpengaruh di seluruh Pulau Sumatra, Semenanjung Melayu hingga ke bagian barat dan tengah Pulau Jawa. v8l3I. 87 264 106 145 393 307 56 235 37